Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
ACARA I
PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM
Semester :
Ganjil 2015
Oleh :
Rifa Azzahro
A1L014184/8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua organisme
mengalami reproduksi baik dalam perkembangan ataupun dalam pertumbuhannya.
Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel. Pembelahan sel
ini diawali dengan adanya pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan.
Pada setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati prosesnya
melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada
kromosom dalam sel tersebut. Adapun pembelahan
sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis
dan meiosis.
Proses pertumbuhan
sangat bergantung pada proses pembelahan mitosis. Umumnya pembelahan ini
terjadi pada sel-sel somatis. Pembelahan mitosis mengahasilkan dua sel anakan
yang identik dari segi bentuk dan sifatnya. Maka dari itu, pembelahan ini
nantinya akan berdampak pada perbanyakan jumlah sel yang memiliki fungsi sama.
Seperti halnya manusia yang awalnya terbentuk hanya dari satu sel indukan saja.
Sel tersebut kemudian aktif membelah secara mitosis sehingga embrio tumbuh
menjadi besar. Beberapa sel yang memiliki kegunaan yang sama kemudian membentuk
suatu jaringan terdeferensiasi dan menjalankan fungsi tertentu di dalam tubuh
manusia.
Pembelahan mitosis
sendiri terdiri dari 4 tahapan dasar yakni profase, metafase, anafase, dan
telofase. Setiap tahapan saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Hal
tersebut membuat tiap tahapan menjadi penting. Meski demikian, masing-masing
tahapan memiliki karakteristik tersendiri. Maka pada praktikum kali ini akan
dilakukan pengamatan terhadap perilaku kromosom saat melakukan pembelahan
mitosis. Sel-sel pada suatu organisme melakukan pembelahan pada waktu yang
hampir bersamaan. Keadaan tersebut memungkinkan pengamat untuk menemukan keempat
tahapan sekaligus dalam waktu yang bersamaan pada preparat yang digunakan.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perilaku
kromosom pada pembelahan mitosis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sel adalah satuan kehidupan
terkecil yang tidak dapat diperkecil lagi. Sel untuk pertama kali ditemukan
lebih dari 300 tahun yang lalu, tidak lama setelah mikroskop pertama dibuat
oleh Antonio van Leeuwenhoek.
Umumnya sel itu sangat kecil dengan diameter jauh lebih kecil 1 mm, sehingga
tidak terlihat oleh mata telanjang. Sel yang paling sederhana, yaitu bakteri
dimana sebuah dinding sel mengelilingi suatu membrane (plasma) sangat tipis dan
mengandung asam lemak, yang mengelilingi permukaan daerah dalam yang tidak
berstruktur. Sifat terpenting sel adalah kemampuannya untuk tumbuh dan membelah
diri untuk menghasilkan molekul-molekul seluler baru dan memperbanyak dirinya.
Untuk menjalankan fungsi-fungsi ini, sel itu secara kimia pasti bersifat secara
canggih, memang sel yang paling sederhana sekalipun mengandung hamper 1000
molekul yang berbeda. Jadi, pada hakikatnya sel merupakan pabrik kecil yang
tumbuh dengan memasukkan unsur-unsur pembangun, berupa molekul-molekul
sederhana seperti glukosa, dan karbondioksida dan dengan car tertentu
mengubahnya menjadi berbagai molekul yang mengandung karbon, yang dibutuhkan
untuk berfungsinya sel-sel (Watson, 1988).
Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan
melakukan pembelahan. Tanaman menggunakan cara ini untuk memperbanyak sel
somatik pada pertumbuhan dan pada sel gamet pada proses pewarisan sifat hingga
akhirnya membentuk individu baru. Ada dua macam pembelahan sel tanaman, yaitu
pembelahan mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang
jumlah kromosom dan kandungan genetiknya identik dengan sel asal. Sedangkan
pembelahan meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak yang
mempunyai jumlah kromosom setengahnya dari jumlah kromosom sel asalnya (Sobir
dan Syukur, 2015).
Kromosom dari kebanyakan makhluk terdapat di dalam inti sel. Kromosom
sendiri menurut Suryo (1995) yaitu benda-benda halus berbentuk panjang atau
pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom pada dasarnya merupakan pembawa bahan keturunan. Benda inilah yang nantinya akan mengekspresikan sifat
anakan yang mengikuti sifat induknya.
Komosom dibedakan atas
autosom (kromosom tubuh) dan genosom (kromosom
sex). Istilah sentromer sering dikaitkan dengan kromosom. Sentromer sendiri
yaitu bagian yang membagi kromosom
menjadi dua lengan. Sel somatik pada makhluk tingkat tinggi mengandung satu stel
kromosom yang diterima dari kedua induk. Sepasang kromosom
disebut sebagai kromosom homolog karena kromosom dari induk betina serupa dengan kromosom induk
jantan. Oleh karena itu kromosom dalam sel
tubuh dinamakan diploid (2n). Sedangkan
kromosom sex berjumlah setengah dari
kromosom sel somatik/haploid
(n). Sepasang kromosom haploid dinamakan genom (Suryo, 2008).
Semua
sel somatik dalam suatu organisme multiselular berasal dari satu sel, yaitu
zigot, melalui proses pembelahan yang disebut mitosis. Fungsi mitosis mula-mula
membentuk salinan yang sama dari tiap kromosom. Masing-masing salinan kemudian melalui pembelahan sel induk (asal) dan mendistribusikan
suatu set kromosom yang identik kepada kedua sel anak ( Stansfield, 1991).
Berbagai
kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi dalam empat tahap/fase
yang berurutan, yakni : profase, metafase,
anafase, dan telofase. Masa di antara pembelahan-pembelahan disebut interfase. Pembelahan mitosis
yang
terjadi pada sel somatik
menghasilkan jumlah kromosom yang sama persis dengan induknya. Penting
untuk menyadari fase-fase ini hanyalah cara yang mudah untuk memberikan
pengertian atau bentuk mitosis. Proses sebenarnya meliputi urutan kejadian
yang berkesinambungan yang melebur sesamanya dengan rapi dan teratur (Kimball,
1983).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara
lain kaca preparat, gelas penutup, gelas beker, penangas air, pembakar bunsen, mikroskop
dan jarum. Sedangkan bahan yang dibutuhkan pada praktikum pengamatan perilaku
kromosom yakni akar bawang merah, larutan 0,002 M hidroxychinolin, larutan 45%
CH3COOH, larutan HCl dan larutan aceto carmin.
B. Prosedur Kerja
1. Umbi bawang merah yang bagus dan sehat
dikecambahkan di air sampai muncul akar.
2. Setelah itu akar bawang merah dicuci dengan
air sampai bersih.
3. Pada ujung akar dipotong sepanjang 1 cm dan
dimasukkan ke dalam larutan 0,002 M hidroxychinolin. Kemudian disimpan di ruang
gelap dengan suhu 20 selama 1 jam.
4. Tahap selanjutnya akar bawang merah difiksasi
menggunakan larutan 45% CH3COOH selama 10 menit.
5. Lalu akar bawang dimaserasi menggunakan
campuran larutan HCl dan CH3COOH dengan perbandingan 3:1 pada suhu 60 selama 3
menit.
6. Kemudian salah satu akar diambil dan
diletakkan di atas kaca preparat. Akar dipotong 1 mm pada bagian ujungnya yang
terlihat berwarna lebih putih.
7. Bagian akar yang telah dipotong kemudian
ditetesi larutan aceto carmin secukupnya.
8. Setelah didiamkan selama beberapa detik,
preparat ditutup menggunakan gelas penutup.
9. Preparat akar bawang dihancurkan dengan cara
ditekan secara perlahan.
10. Preparat kemudian dilewatkan di atas nyala api
bunsen.
11. Preparat yang sudah jadi kemudian diamati di
bawah mikroskop. Pada saat pengamatan, mula-mula digunakan perbesaran yang
terkecil.
12. Preparat yang diamati kemudian diidentifikasi
fase-fasenya.
13. Penampang sel pada preparat kemudian digambar
pada selembar kertas dan dicatat perbesaran yang digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Fase-Fase pada Pembelahan Mitosis
No.
|
Fase
|
Gambar
|
Keterangan
|
||||
1.
|
Profase
|
|
1 : Nukleus
2 : Kromosom
Perbesaran :
40 x 10
Jumlah
kromosom : 16 buah (2n)
|
||||
2.
|
Metafase
|
|
1 : Garis equator
2 : Benang spindel
3 : Kromosom
4 : Sentriol
Perbesaran :
40 x 10
Jumlah
kromosom : 16 buah (2n)
|
||||
3.
|
Anafase
|
|
1 : Benang spindel
2 : Sentriol
Perbesaran :
40 x 10
Jumlah
kromosom : 16 buah (2n)
|
||||
4.
|
Telofase
|
|
1 : Nukleus
Perbesaran :
40 x 10
Jumlah
kromosom : 16 buah (2n)
|
B. Pembahasan
Sebuah sel memiliki kromosom di dalamnya. Kromosom sendiri adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di
mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan. Kromosom
terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer/ kinekthor yang merupakan pusat
kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema dan gen
berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom merupakan alat transportasi materi
genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum Mendel.
Pengertian lain menjelaskan bahwa kromosom adalah susunan beraturan yang
mengandung DNA yang berbentuk seperti
rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat dibedakan satu
dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria,
termasuk panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut
sentromer yang memberi kromosom dua tangan yang panjangnya berbeda-beda,
kehadiran dan posisi bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol)
atau kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material
kromatin yang disebut satelit, dan sebagainya juga
digunakan untuk mengetahui kriteria tiap kromosom (Campbell dkk, 2009).
Menurut Suryo (1995), kromosom merupakan benda-benda halus berbentuk panjang
atau pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom pada dasarnya merupakan pembawa bahan keturunan. Benda inilah yang nantinya akan mengekspresikan sifat
anakan yang mengikuti sifat induknya.
Pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme tak lepas
dari adanya proses pembelahan mitosis dan meiosis. Kedua pembelahan tersebut membuat keturunan dari dua buah
individu yang mengalami perkawinan memiliki keturunan yang sifatnya mirip
dengan sifat induknya. Sel-sel somatis mengalami proses pembelahan mitosis,
dimana pembelahan ini memperbanyak jumlah sel yang ada. Indikator terjadinya
pembelahan ini dapat kita lihat secara kasat mata seperti adanya pertumbuhan
panjang maupun lebar. Sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada sel gamet yang
nantinya berfungsi menjadi alat reproduksi bagi dua buah organisme yang
melakukan persilangan untuk memperbanyak keturunan.
Praktikum ini akan melakukan pengamatan terhadap akar
bawang merah untuk mengetahui proses pembelahan mitosis. Berdasarkan bidang
genetika, mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik.
Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari
sel somatis secara berturut-turut. Proses ini terjadi bersama-sama dengan
pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel (Crowder, 2006). Kromosom
sendiri menurut Suryo (1995), yaitu benda-benda halus berbentuk batang panjang
atau pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom inilah yang nantinya berfungsi
sebagai pembawa bahan keturunan.
Sobir dan Syukur (2015) melaporkan bahwasannya pembelahan
mitosis terjadi pada sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang
sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Selain itu, mitosis juga terjadi
pada sel yang rusak, mati, atau sudah tua. Proses mitosis terjadi secara
kontinyu yang tahapan-tahapannya berkesinambungan. Secara garis besar, mitosis
terbagi menjadi 4 tahap, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Periode antar mitosis disebut interfase
yang mencakup periode G1 (Gap-1), S (Sintesis), dan G2 (Gap-2).
Tahapan-tahapan pada proses mitosis dijabarkan oleh Suryo
(1995) adalah sebagai berikut :
a. Interfase
Sel siap untuk mulai membelah, tetapi belum
memperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh, lambat laun nampak benang-benang
kromatin yang halus.
b. Profase
Benang-benang kromatin menjadi pendek, sehingga menjadi
tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom lalu membelah memanjang
dan anakan kromosom anakan kromosom ini dinamakan kromatid. Dinding inti pun
mulai menghilang dan sentriol juga membelah.
c. Metafase
Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari
sel.
d. Anafase
Sentromer membelah dan kedua buah kromatid memisahkan
diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil
pembelahan itu memiliki sifat keturunanyang sama. Mulai saat ini
kromatid-kromatid itu berlaku sebagai kromosom baru.
e. Telofase
Pada tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik.
Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma
sel terbagi menjadi dua bagian yang mana disebut dengan proses sitokinase. Pada
tumbuhan, sitokinase ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di
tengah-tengah sel.
Setelah melalui pembelahan sel secara mitosis, sel-sel
dalam tubuh suatu organisme akan bertambah jumlahnya. Pertambahan jumlah sel
ini akan mempengaruhi pertambahan volume, panjang serta lebar dari suatu organisme.
Adanya ilmu genetika tumbuhan kemudian mendukung pendalaman serta penjabaran
masing-masing fase dalam pembelahan mitosis. Tidak hanya pada pembelahan
mitosis saja, pada pembelahan meiosis pun ilmu ini sangat besar peranannya.
Ilmu genetika tumbuhan dapat digunakan sebagi tolak ukur dalam menduga
pewarisan sifat anakan dari kedua individu yang melakukan persilangan. Untuk
mengaplikasikan ilmu genetika tumbuhan tersebut, maka kita perlu melakukan
pengamatan perilaku kromosom.
Pengamatan perilaku kromosom yang membelah secara mitosis
dilakukan menggunakan preparat akar bawang merah. Hal pertama yang dilakukan untuk
membuat preparat akar bawang merah yakni mengecambahkan umbi bawang merah di
air sampai muncul akar. Umbi yang dipilih yaitu umbi yang baik dan sehat. Setelah
itu akar bawang merah dicuci dengan air sampai bersih. Pada ujung akar dipotong
sepanjang 1 cm dan dimasukkan ke dalam larutan 0,002 M hidroxychinolin.
Kemudian disimpan di ruang gelap dengan suhu 20 selama 1 jam. Fungsi dari
perendaman dengan larutan hidroxychinolin yaitu agar kromosom tidak saling
tumpang tindih. Tahap selanjutnya akar bawang merah difiksasi menggunakan
larutan 45% CH3COOH selama 10 menit. Larutan fiksatif ini berfungsi untuk
memperlambat proses mitosis dan memperkuat pewarnaan. Lalu akar bawang
dimaserasi menggunakan campuran larutan HCl dan CH3COOH dengan perbandingan 3:1
pada suhu 60 selama 3 menit. Maserasi ini berfungsi untuk melunakkan dinding
sel yang keras. Kesemua hal tersebut dilakukan pada pra praktikum.
Kemudian pada saat praktikum, untuk membuat preparat yang
akan diamati di bawah mikroskop, salah satu akar diambil dan diletakkan di atas
kaca preparat. Akar dipotong 1 mm pada bagian ujungnya yang terlihat berwarna
lebih putih. Bagian tersebut merupakan bagian meristem dari akar bawang merah
yang sedang aktif membelah. Bagian akar yang telah dipotong kemudian ditetesi
larutan aceto carmin secukupnya. Larutan ini fungsinya memberikan warna merah
pada preparat sehingga nantinya mudah diamati. Setelah didiamkan selama
beberapa detik, preparat ditutup menggunakan cover glass. Preparat akar bawang
dihancurkan dengan cara ditekan secara perlahan (metode squash). Preparat
kemudian dilewatkan di atas nyala api bunsen. Pemanasan ini bertujuan untuk
memperkuat pewarnaan aceto carmin pada preparat akar bawang merah. Preparat
yang sudah jadi kemudian diamati di bawah mikroskop. Pada saat pengamatan,
mula-mula digunakan perbesaran yang terkecil.
Pengamatan sel akar bawang merah pada praktikum ini dapat
dilakukan menggunakan perbesaran 40 × 10. Pada penampang preparat, terlihat
sel-sel yang terhenti proses mitosisnya. Fase yang paling banyak ditemukan pada
penampang yakni profase sedangkan fase yang lainnya berjumlah sedikit. Pengamatan pembelahan mitosis menggunakan akar
bawang merah dikarenakan akar bawang merah memiliki beberapa karakteristik,
antara lain :
·
Komposisi
dinding selnya yang tersusun atas lapisan senyawa-senyawa yang relatif mudah
ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna.
·
Jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak,
sehingga pengamatan terhadap
masing-masing fase yang sedang berlangsung relatif mudah dilakukan.
·
Pengamatan terhadap pembelahan mitosis
dilakukan pada jaringan meristem
pada suatu tanaman. Dipilihnya jaringan meristem karena pada jaringan ini sel aktif melakukan
pembelahan untuk pertumbuhan.
Praktikum pada saat itu dilakukan pada pagi hari, yakni
antara pukul 07.00-09.00 WIB. Waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk memulai
pembuatan preparat akar bawang merah. Sebab menurut Suminah, et. al. (2002), setiap
tumbuhan memiliki waktu optimum pembelahan mitosis yang khas. Begitu juga
dengan bawang merah yang memiliki waktu pembelahan mitosis optimum metafase
antara pukul 08.00 - 09.00 WIB.
Preparat yang telah dibuat oleh praktikan menampilkan
gambar sel-sel pada akar bawang. Kebanyakan dari sel-sel tersebut sedang
mengalami tahap interfase dan profase. Sedangkan untuk metafase, anafase dan
telofase pada akar bawang hanya terjadi pada satu hingga dua sel. Hal ini
dikarenakan tahapan mitosis pada siklus pembelahan sel memang berlangsung lebih
cepat dibandingkan dengan tahapan lainnya. Menurut Sobir dan Syukur (2015),
siklus sel pada tahap interfase pada umumnya merupakan tahapan yang berlangsung
paling lama pada tiap spesies. Fase tersebut sering dikatakan fase istirahat.
Padahal dalam kenyataannya pada tahap ini, sel sedang aktif melakukan
metabolisme sel. Interfase terbagi dalam tiga periode yaitu gap-1 (G1),
sintesis (S), dan gap-2 (G2).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Mitosis yakni pembelahan sel somatis menjadi
dua anakan sel yang identik baik dari segi bentuk, isi, maupun sifatnya.
2. Proses pada pembelahan mitosis meliputi 4
tahapan yakni : profase, metafase, anafase, dan telofase.
3. Profase yaitu tahap awal pada pembelahan,
dimana dinding inti mulai lenyap dan sentriol membelah menjadi dua. Masing-masing
bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
4. Metafase adalah tahap dimana pasangan kromosom
terletak sejajar pada bidang equator sel.
5. Anafase yaitu tahap dimana masing-masing
kromosom yang telah bereplikasi tertari ke arah kutub-kutub yang berlawanan.
6. Telofase adalah tahap terakhir pada mitosis
dimana dinding inti mulai terbentuk dan organel pada sitoplasma mulai membelah
atau sitokinesis.
B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan pengamatan, praktikan melihat
contoh-contoh penampang pembelahan sel pada literatur agar dapat lebih memahami
bentuk tiap fase pada pembelahan
mitosis.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G.
Mitchell. 2009. Biology, Eight
Edition. San Francisco : Pearson Benjamin
Cummings.
Crowder, L.V. 2006. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Kimball, J.
W. 1983. Biologi.
Jakarta : Erlangga.
Suryo, H.
1995. Sitogenetika. Yogyakarta : UGM Press.
. 2008. Genetika.
Yogyakarta : UGM Press.
Sobir dan M.
Syukur. 2015. Genetika Tanaman. Bogor : IPB Press.
Stansfield,
W.D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Suminah, Sutarno, dan Ahmad D. Setyawan.
Induksi Poliploidi Bawang merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian
Kolkisin. Biodiversitas. Vol. 3. No. 1. Hlm. 174-18.
Watson, James. 1988. DNA Rekombinan Suatu Pelajaran Singkat. Jakarta : Erlangga.
Komentar
Posting Komentar