Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
ACARA II
TEORI KEMUNGKINAN
Semester :
Ganjil 2015
Oleh :
Rifa Azzahro
A1L014184/8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbentuknya
individu hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud fenotip, pada dasarnya
hanya merupakan kemungkinan – kemungkinan pertemuan gamet jantan dan gamet
betina. Keturunan hasil suatu perkawinan atau persilangan tidak dapat
dipastikan begitu saja, melainkan hanya diduga berdasarkan peluang yang ada.
Sehubungan dengan itu, peranan teori kemungkinan sangat penting dalam
mempelajari genetika.
Apabila seseorang ingin mengevaluasi suatu
hipotesis genetik maka diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi –
deviasi dari nilai – nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari
ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula
memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah ( derajat bebas ). Uji ini
dikenal sebagai uji X2 ( Chi Square Test ).
Praktikum ini akan memperagakan secara
sederhana penggunaan teori kemungkinan dan uji X2 dengan tingkat
kepercayaan tertentu. Peragaan akan dilakukan dengan melihat pelemparan uang logam.
Harapannya praktikan dapat berlatih mengunakan teori ini kembali untuk hasil
persilangan yang sesunguhnya.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui uji X2 dan berlatih
menggunakan uji X2 tersebut
pada suatu persilangan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Suryo (2010), ada tiga dasar dalam teori kemungkinan, antara lain
yaitu :
1.
Kemungkinan atas terjadinya
sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang
diinginkan itu terhadap keseluruhannya.
2.
Kemungkinan terjadinya dua
peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah sama dengan
hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
3.
Kemungkinan terjadinya dua
peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari
besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
Nurgiyantoro, et. al. (2004) menyatakan
bahwasannya Chi-kuadrat adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menguji probabilitas suatu kejadian, yang dilakukan dengan cara
mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi atau frekuensi yang
dapat diobservasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E).
Tes X2 dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
X = ∑ (
)
e : hasil yang diramal/diharapkan (expected)
d : deviasi/penyimpangan (deviation),
yaitu selisih antara hasil yang diperoleh (observed) dan hasil yang
diramal
Perhitungan yang dilakukan nanti juga harus memperhatikan besarnya derajat
kebebasan (degree of freedom), yang nilainya sama dengan jumlah fenotip
dikurangi dengan satu (Suryo, 2010).
Percobaan-percobaan persilangan secara teori
akan menghasilkan keturunan dengan nisbah tertentu. Nisbah teoretis ini pada
hakekatnya merupakan peluang diperolehnya suatu hasil, baik berupa fenotipe
maupun genotipe. Sebagai contoh, persilangan monohibrid antara sesama individu
Aa akan memberikan nisbah fenotipe A- : aa = 3 : 1 dan nisbah genotipe AA : Aa
: aa = 1 : 2 : 1 pada generasi F2. Hal ini kemudian dapat disimpulkan bahwa peluang diperolehnya fenotipe A- dari
persilangan tersebut adalah 3/4, sedangkan peluang munculnya fenotipe aa adalah
1/4. Begitu juga untuk genotipe peluang munculnya AA, Aa, dan aa masing-masing
adalah 1/4, 2/4 (=1/2), dan ¼ (Surjadi, 1989).
Uji X2 (Chi-kuadrat) menggunakan
X tabel 5% atau 0,05 karena tingkat signifikan 5% atau 0,05 yang merupakan
tingkat signifikan minimal pada percobaan di laboratorium. Semakin kecil angka
taraf signifikansi maka semakin baik untuk penelitian atau semakin akurat,
tetapi semakin kecil peluang untuk diterimanya pengujian. Taraf signifikansi
diberi simbol α yang dinyatakan dalam proporsi atau
persentase, sedangkan harga (1-α)100% disebut taraf kepercayaan. Sebagai
contoh, apabila kita menetapkan α sebesar 0,05 atau 5% berarti sama dengan
menentukan taraf kepercayaan sebesar
(1-0,05)= 0,95 atau 95% (Pollet, 1994).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu mata uang
logam dan lembar pengamatan. Sedangkan alat yang digunakan antara lain : uang
logam, kalkulator, dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
1. Satu keping uang logam dilempar ke atas, lalu
dicatat hasilnya (angka atau gambar). Pelemparan dilakukan 50 kali dan 100
kali. Hasilnya dianalisis menggunakan uji X2.
2. Hal yang sama dilakukan pada kasus 2 keping
uang logam yang dilempar sekaligus serta kasus 3 keping uang logam yang
dilempar sekaligus.
3. Semua data dicatat pada lembar pengamatan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Analisis Chi-Square (1)
X2 tab : 3,84
50 ×
|
Karakteristik
|
Jumlah
|
|
A
|
G
|
||
O
|
27
|
23
|
50
|
E
|
|
|
50
|
((O - E) – 0,5) 2
|
2,25
|
2,25
|
4,5
|
|
0,09
|
0,09
|
0,18
|
X2
|
0,09
|
0,09
|
0,18
|
Hipotesis :
Jika X2 tab < X2 hasil = Hipotesis ditolak
Jika X2 tab > X2 hasil = Hipotesis diterima
Kesimpulan :
X2 tab = 3,84 > X2 hasil = 0,18, maka hipotesis diterima.
Tabel Analisis Chi-Square (2)
X2 tab : 3,84
100 ×
|
Karakteristik
|
Jumlah
|
|
A
|
G
|
||
O
|
57
|
43
|
100
|
E
|
|
|
100
|
((O - E) – 0,5) 2
|
42,25
|
42,25
|
84,5
|
|
0,845
|
0,845
|
1,69
|
X2
|
0,845
|
0,845
|
1,69
|
Hipotesis :
Jika X2 tab < X2 hasil = Hipotesis ditolak
Jika X2 tab > X2 hasil = Hipotesis diterima
Kesimpulan :
X2 tab = 3,84 > X2 hasil = 1,69 , maka hipotesis diterima.
Tabel Analisis Chi-Square (3)
X2 tab : 5,99
50 ×
|
Karakteristik
|
Jumlah
|
||
AA
|
AG
|
GG
|
||
O
|
14
|
17
|
19
|
50
|
E
|
12,5
|
25
|
12,5
|
50
|
((O - E) – 0,5) 2
|
2,25
|
64
|
42,25
|
108,5
|
|
0,18
|
2,56
|
3,38
|
6,12
|
X2
|
0,18
|
2,56
|
3,38
|
6,12
|
Hipotesis :
Jika X2 tab < X2 hasil = Hipotesis ditolak
Jika X2 tab > X2 hasil = Hipotesis diterima
Kesimpulan :
X2 tab = 5,99 < X2 hasil = 6,12, maka hipotesis ditolak.
Tabel Analisis Chi-Square (4)
X2 tab : 5,99
100 ×
|
Karakteristik
|
Jumlah
|
||
AA
|
AG
|
GG
|
||
O
|
24
|
57
|
19
|
100
|
E
|
25
|
50
|
25
|
100
|
((O - E) – 0,5) 2
|
1
|
49
|
36
|
86
|
|
0,04
|
0,98
|
1,44
|
2,46
|
X2
|
0,04
|
0,98
|
1,44
|
2,46
|
Hipotesis :
Jika X2 tab < X2 hasil = Hipotesis ditolak
Jika X2 tab > X2 hasil = Hipotesis diterima
Kesimpulan :
X2 tab = 5,99 > X2 hasil = 2,46, maka hipotesis diterima.
Tabel Analisis Chi-Square (5)
X2 tab : 7,82
50 ×
|
Karakteristik
|
Jumlah
|
|||
AAA
|
AAG
|
AGG
|
GGG
|
||
O
|
3
|
17
|
24
|
6
|
50
|
E
|
6,25
|
18,75
|
18,75
|
6,25
|
50
|
((O - E) – 0,5) 2
|
10,56
|
3,06
|
27,56
|
0,06
|
41,24
|
|
1,68
|
0,16
|
1,46
|
0,0096
|
3,309
|
X2
|
1,68
|
0,16
|
1,46
|
0,0096
|
3,309
|
Hipotesis :
Jika X2 tab < X2 hasil = Hipotesis ditolak
Jika X2 tab > X2 hasil = Hipotesis diterima
Kesimpulan :
X2 tab = 7,82 > X2 hasil = 3,309, maka hipotesis diterima.
Tabel Analisis Chi-Square (6)
X2 tab : 3,84
100 ×
|
Karakteristik
|
Jumlah
|
|||
AAA
|
AAG
|
AGG
|
GGG
|
||
O
|
7
|
39
|
45
|
9
|
100
|
E
|
12,5
|
37,5
|
37,5
|
12,5
|
100
|
((O - E) – 0,5) 2
|
30,25
|
2,25
|
56,25
|
12,3
|
101
|
|
2,42
|
0,06
|
1,5
|
0,98
|
4,96
|
X2
|
2,42
|
0,06
|
1,5
|
0,98
|
4,96
|
Hipotesis :
Jika X2 tab < X2 hasil = Hipotesis ditolak
Jika X2 tab > X2 hasil = Hipotesis diterima
Kesimpulan :
X2 tab = 7,82 > X2 hasil = 4,96, maka hipotesis diterima.
B. Pembahasan
Kemungkinan peristiwa yang diharapkan ialah perbandingan dari peristiwa
yang diharapkan itu dengan segala peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu
obyek ( Yatim, 1991). Teori kemungkinan juga dijelaskan oleh Spiegel (1995)
dalam bukunya yang berjudul “Matematika Dasar”. Beliau mengemukakan bahwasannya
probabilitas (atau dapat diartikan juga sebagai kemungkinan), merupakan
perbandingan peristiwa yang diinginkan dengan seluruh kejadian.
Kemudian, Suryo (2010) melaporkan bahwa
ada tiga dasar dalam teori kemungkinan, antara lain yaitu :
1.
Kemungkinan atas terjadinya
sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang
diinginkan itu terhadap keseluruhannya.
2.
Kemungkinan terjadinya dua
peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah sama dengan
hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
3.
Kemungkinan terjadinya dua
peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari
besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
Adanya penerapan teori ini dapat memperkecil adanya kesalahan dalam
melakukan suatu percobaan. Jika sebelumnya telah dilakukan analisis mengenai
peluang kegagalan, maka hal tersebut akan mempermudah seseorang dalam mengambil
suatu keputusan. Teori ini juga mengambil peranan penting di dunia genetika.
Hal ini dikarenakan, dengan teori ini, seorang pemulia tanaman dapat
memprediksi keberhasilan hasil persilangan yang dilakukannya agar menghasilkan
varietas yang sesuai dengan harapan yang diinginkan. Seperti yang telah
dilaporkan oleh Suryo (2010), bahwasannya teori kemungkinan ikut mengambil peranan
penting dalam ilmu genetika. Misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari
induk/orang tua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon,
berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga terjadi berbagai macam
kombinasi.
Uji Chi-kuadrat adalah pengujian hipotesis
mengenai perbandingan antara frekuensi oservasi atau yang benar-benar terjadi
(Fo) dengan frekuensi harapan/ekspektasi (Fe) yang didasarkan atas hipotesis
tertentu. Secara umum, uji ini digunakan dalam penelitian untuk mencari
kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. Uji Chi-kuadrat
untuk mencari kecocokan digunakan untuk menguji apakah distribusi frekuensi yang
diamati menyimpang secara signifikasi dari suatu distribusi frekuensi hipotesis
atau yang diharapkan (Dwiwinarsih, 2009).
Nurgiyantoro, et. al. (2004) juga menyatakan
bahwasannya Chi-kuadrat adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menguji probabilitas suatu kejadian, yang dilakukan dengan cara
mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi atau frekuensi yang
dapat diobservasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E).
Masih menurut Nurgiyantoro, et. al. (2004)
bahwasannya uji Chi-kuadrat digunakan untuk menguji perbedaan frekuensi
data berskala nominal. Data yang berskala nominal akan mempertanyakan seberapa
banyak atau seberapa sering suatu peristiwa muncul. Jadi, uji ini digunakan
untuk mempertanyakan banyaknya sebuah frekuensi.
Maka dari itu, uji ini biasanya digunakan untuk
membandingkan suatu kejadian apakah hanya berifat kebetulan, atau secara
signifikan memang berbeda dengan hipotesis awal atau hipotesis nol (Ho) nya.
Seperti percobaan yang telah dilakuakan oleh Oktarisna, et. al. (2013) yang
menguji kecocokan warna polong menggunakan metode Chi-kuadrat. Uji ini
dilakukan untuk melihat besarnya nilai perbandingan data percobaan yang
diperoleh dari persilangan yang telah dilakukan (tanaman buncis varietas
introduksi dengan varietas lokal) dengan hasil yang diharapkan berdasarkan
hipotesis secara teoritis (sesuai dengan Hukum Mendel). Hasilnya, keturunan F1
yang didapatkan dari hasil persilangan menunjukkan kesesuaian dengan
perbandingan pada teori Mendel (penerimaan Ho).
Selain uji Chi-kuadrat terdapat uji beda lain
dalam ilmu statistik yaitu teknik t-tes. Menurut Nurgiyantoro, et.
al. (2004), uji ini digunakan apabila data yang ada berupa data yang
berskala interval. Umumnya uji ini dimaksudkan untuk menguji perbedaan
rata-rata hitung di antara dua kelompok yang memiliki persyaratan tertentu
untuk diteliti.
Praktikum yang telah dilakukan menghasilkan data-data
berupa data yang berskala nominal yakni hanya terbatas pada jumlah munculnya
angka (A) dan gambar (G). Uji Chi-kuadrat di sini ditujukan untuk mengetahui perbedaan
frekuensi pemunculan angka (A) dan gambar (G). Meskipun uji t juga digunakan
untuk menguji perbedaan, namun tidak
dapat digunakan untuk mengetahui frekuensi pemunculan angka (A) dan gambar (G).
Uji Chi-kuadrat dilakukan dengan membandingkan
nilai X2 hitung dengan X2 tabel. Dalam ilmu statistik, apabila nilai X2 hitung lebih besar dari pada X2 tabelnya maka hipotesis nol (Ho) ditolak.
Namun, apabila X2 hitung lebih kecil dibandingkan dengan X2 tabelnya, maka hipotesis nol (Ho) diterima. Nyatanya,
dalam ilmu genetika tumbuhan, uji Chi-kuadrat digunakan untuk mengetahui
apakah hasil percobaan telah sesuai dengan teori. Seperti yang telah dilaporkan
oleh Mangoendidjojo (2014), bahwa untuk mengadakan uji tingkat kesesuaian
terhadap suatu hasil prcobaan maka digunakan uji Chi-kuadrat.
Pokok bahasan ilmu genetika menjelaskan bahwasannya Ho
berbunyi “Percobaan sesuai dengan teori.” Hal tersebut dikarenakan apabila
nilai X2 hitung semakin kecil, maka tingkat kesalahannya pun akan
semakin kecil, sedangkan nilai X2 tabel menjadi patokan nilai kesalahan yang
masih dapat diterima atau ditoleransi. Jika nilai kesalahan pada percobaan
telah melewati nilai X2 tabel, maka dapat dikatakan percobaan
tersebut tidak dapat dipercaya kebenarannya atau dengan kata lain dikatakan
gagal.
Selain terdapat nilai X2 tabel, hal lain yang perlu diperhatikan pada saat
menggunakan uji Chi-kuadrat yaitu taraf signifikansi yang digunakan.
Taraf signifikansi merupakan taraf kesalahan yang mungkin ada pada suatu
percobaan. Hal ini digunakan sebagai faktor koreksi agar data dari suatu
percobaan masih dapat diterima kebenarannya. Umumnya, taraf signifikansi yang
digunakan sebesar 5% dan 1%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tingkat galat
atau eror yang dimiliki oleh data percobaan yakni sebesar 5% atau 1%.
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kesalahan pada
percobaan ini sebagian besar disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam
melakukan percobaan. Kesalahan tersebut dapat dikarenakan adanya
ketidakhomogenan alat yang digunakan serta perlakuan yang diberikan. Penting
sekali untuk menggunakan alat yang homogen pada percobaan ini. Alat dan
perlakuan yang homogen akan menunjukkan hasil dengan tingkat kesalahan yang
kecil. Sehingga data dapat diterima kebenarannya. Diterimanya suatu hasil yaitu
apabila nilai X2 hitung tidak melebihi X2 tabel pada taraf signifikansi yang dianjurkan.
Kelompok 2 telah melakukan percobaan dengan melakukan
pelemparan 1 koin mata uang yang pada masing-masing sisinya terdapat angka (A)
dan gambar (G). Pelemparan dilakukan sebanyak 100 kali. Data observasi yang
diperoleh setelah pelemparan tersebut yakni muncul angka (A) sebanyak 57 kali
dan gambar (G) sebanyak 43 kali. Sedangkan angka harapan yang dimiliki oleh masing-masing
sisi yaitu angka (A) dan gambar (G)
adalah 50.
Kemudian dari data tersebut dimasukkan ke dalam pengujian
Chi-kuadrat. Hasil pengujian menyatakan bahwa nilai X2 hitung = 1,69 ternyanya lebih kecil dibandingkan dengan
X2 tabel = 3,84. Hal tersebut menandakan bahwa hasil percobaan telah sesuai
dengan angka yang diharapkan atau dengan kata lain sesuai dengan teori.
Meskipun pada hasil observasi tidak menunjukkan angka yang sama dengan harapan
yang diinginkan, namun hasil percobaan tetap dapat diterima atau dikatakan
masih sesuai dengan perbandingan angka yang diharapkan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kemungkinan atau peluang merupakan
perbandingan peristiwa yang diinginkan dengan seluruh kejadian.
2. Teori peluang bermanfaat untuk mencegah
terjadinya kegagalan. Adanya teori ini memungkinkan dilakukannya perencanaan
terhadap hasil yang diinginkan.
3. Uji Chi-kuadrat merupakan pengujian
untuk mengetahui frekuensi munculnya suatu peristiwa. Uji ini juga digunakan
untuk mengetahui tingkat kesesuaian suatu percbaan dengan hipotesis yang
diharapkan.
4. Uji Chi-kuadrat hanya dapat dilakukan
pada data yang berbentuk nominal.
B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum ini, praktikan
memperhatikan kehomogenan alat dan bahan yang digunakan. Selain itu, praktikan
juga harus memberikan perlakuan yang homogen terhadap setiap percobaan. Hal ini
ditujukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penghitungan dan penarikan
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiwinarsih, Rina. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap
Pelayanan Bakmi Aisy di Depok. Jurnal Ekonomi Manajemen. Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma Depok.
Mangoendidjojo, W. 2014. Genetika Populasi. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan, dan Marzuki. 2004. Statistik Terapan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Oktarisna, F. Amy, Andy Soegianto, dan Arifin N. Sugiharto. 2013. Pola
Pewarisan Sifat Warna Polong pada hasil Persilangan Tanaman Buncis (Phaseolus
vulgaris L.) Varietas Introduksi dengan Varietas Lokal. Jurnal Produksi
Tanaman. Vol. 1. No. 2. Hlm. 81-89.
Pollet. 1994. Penggunaan
Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Spiegel, M. R. 1995. Matematika Dasar. Alih bahasa : Kasir
Iskandar. Erlangga, Jakarta.
Surjadi. 1989. Pendahuluan Teori Kemungkinan Dan Statistika.
Penerbit ITB, Bandung.
Suryo. 2010.
Genetika. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yatim, W. 1991.
Genetika. Tarsito, Bandung.
Komentar
Posting Komentar