Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH


ACARA III
Derajat Kerut Tanah

logo+unsoed+6.png

Oleh :
Nama                           : Rifa Azzahro
NIM                             : A1L014184
Rombongan                 : C.2
PJ Asisten                    : Yeni Fatimah


KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanah merupakan medium alam untuk untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya.Selanjutnya unsur hara diserap oleh akar tanaman melalui daun dirubah menjadi persenyawaan organik seperti karbohidrat, protein, lemak dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan.
Tanah dapat dibedakan menurut konsentrasi bahan penyusunnya, yaitu pasir, debu serta liat. Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas, kemudahan untukditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsure-unsur hara tanaman,semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah. Kondisi meliputi warnatanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.
Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerutvmaka menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE (coefficient of linier extensibility).

B.     Tujuan

·         Mengetahui besarnya derajat kerut contoh tanah yang diamati.
·         Membandingkan besarnya derajat kerut antar jenis tanah yang berbeda.
II.                TINJAUAN PUSTAKA

Dipandang dari segi fisika, tanah mineral merupakan campuran yang terbentuk dari butir-butir anorganik, rapuhan bahan organik, udara dan air. Pecahan mineral yang lebih besar biasanya terdapat di dalamnya dan dilapisi seluruhnya oleh koloida, dan bahan lain yang sudah menjadi halus. Kadang-kadang butir-butir mineral yang lebih besar menguasai dan menjadikan tanah berkerikil atau berpasir. Dapat juga terjadi sebagian terbesar koloida anorganik; dalam hal ini tanah akan berciri lempung (Soegiman, 1982).
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kerut pada tanah adalah berat ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil (Hardjowigeno,  2010).
Berat ringannya tanah akan menentukan besarnya derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah.Selain itu bahan organik tanah, berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah maka derajat kerut tanah makin kecil. Tanah yang mengandung pasir sifatnya sukar diolah sedangkan semakin berat tanahnya (liat tinggi) semakin besar derajat kerutnya. Mengetahui derajat kerut suatu jenis tanah akan mempermudah untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam tanah tersebut (Foth, 1988).
Tanah secara umum mempunyai 2 (dua) sifat utama, yaitu sifat fisis dan sifat mekanis :
a.         Sifat Fisis Tanah
     Sifat fisis tanah yaitu sifat yang berhubungan dengan elemen penyusunan massa tanah yang ada, misalnya volume tanah, kadar air, dan berat tanah. Dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu butiran padat (solid), bagian air (water), dan bagian udara (air). Keberadaan materi air dan udara biasanya menempati pada ruangan antara butiran/pori pada massa tanah tersebut.
b.        Sifat Mekanis Tanah
     Sifat mekanis tanah merupakan sifat perilaku dari struktur massa tanah pada dikenai suatu gaya atau tekanan yang dijelaskan secara teknis mekanis. Parameter kekuatan tanah terdiri dari :Kohesi, tegangan air pori negatif, bagian butiran, dan kuat geser undrained (Braja M. Das, 2002 dalam Aburizal,et al. 2012).














III.             METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan

Praktikan harus menyiapkan beberapa alat untuk melakukan praktikum derajat kerut tanah. Alat-alat tersebut diantaranya adalah botol semprot, cawan porselen, colet, dan cawan dakhil. Praktikan juga membutuhkn jangka sorong untuk mengukur perubahan diameter tanah yang diamati.
Bahan dasar yang dibutuhkan oleh praktikan pada praktikum kali ini yaitu contoh tanah halus (<0,5 mm). Agar tanah tidak melekat pada cawan dakhil, praktikan juga membutuhkan sedikit vaselin. Tanah yang akandiamati haruslah berbentuk pasta yaitu dengan menambahkan sedikit air pada tanah.
 
B.     Prosedur Kerja

·         Contoh tanah yang akan diamati dimasukkan ke dalam cawan porselin secukupnya. Setelah itu, tanah ditambah dengan air dan diaduk hingga menjadi adonan pasta tanah yang homogen.
·         Cawan dakhil diukur diameternya menggunakan jangka sorong. Adonan pasta kemudian dituangkan ke dalam cawan dakhil hingga penuh.
·         Tanah dalam cawan dijemur di bawah terik matahari. Diameter tanah diukur setiap dua jam sekali. Pengukuran dilakukan hingga didapat diameter tanah yang konstan.
·         Data yang telah didapat dimasukkan ke dalam perhitungan :
Derajat kerut         =   × 100 %

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
No.
Jenis Tanah

Pengamatan ke :

1
2
3
4
5
6
7
1.
Vertisol
Ø1
3,56
3,04
3,01
2,75



Ø2
3,45
3,16
3,14
2,65



X
3,50
3,1
3,07
2,7



2.
Inceptisol
Ø1
3,53
3,52
3,50
3,37
3,37
3,37

Ø2
3,52
3,40
3,39
3,38
3,35 
3,35

X
3,53
3,46
3,45
3,38
3,36 
3,36

3.
Entisol
Ø1
3,58
3,42
3,33
3,27
3,23
3,22
3,22
Ø2
3,51
3,48
3,38
3,29
3,24
3,22
3,22
X
3,54
3,45
3,35
3,28
3,23
3,22
3,22
4.
Ultisol
Ø1
3,72
3,50
3,30
3,16
3,13
3,09
3,09
Ø2
3,72
3,60
3,40
3,12
3,11
3,08
3,08
X
3,72
3,55
3,35
3,14
3,12
3,085
3,085
5.
Andisol
Ø1
3,64
3,63
3,63




Ø2
3,55
3,54
3,54




X
3,59
3,58
3,58







1.       
2.       
1.      Vertisol
Derajat kerut tanah  x 100%
x100%
= 22, 86 %
2.      Inceptisol
Derajat kerut tanah  x 100%
x100%
= 4,81 %
3.      Andisol
Derajat kerut tanah  x 100%
x100%
= 0,28 %
4.      Entisol
Derajat kerut tanah  x 100%
x100%
= 9,03 %
5.      Ultisol
Derajat kerut tanah  x 100%
x100%
= 17,07 %







B.     Pembahasan
Tanah merupakan campuran dari bahan organik, udara dan air. Bahan organik terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat. Masing-masing fraksi memiliki ukuran dan sifat yang berbeda:
1.             Pasir merupakan suatu fraksi berukuran 2,00-0,05 mm dan berdasarkan system USDA, dibedakan pasir yang sangat halus, halis, sedang, kasar dan sangat kasar. Bersifat tidak plastis dan tidak liat, daya menahan air rendah, ukurannya yang besar menyebabkan ruang pori makro lebih banyak, sehingga aerase dan drainase pasir relative baik.
2.             Debu adalah suatu fraksi berukuran 0,05-0,002 mm. pada ukuran 0,05 mm pemisahan anatara pasor dan debu, keadaan ini sulit untuk membedakan partikel dengan tangan biasa. Memiliki sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.
3.             Liat memiliki ukuran <0,002 mm berbentuk mika/lempeng. Partikel liat dengan ukuran sangat halus mengembang dan mengkerut dengan adanya pembasahan dan pengeringan. Sebagian besar partikel liat juga memiliki muatan negative yang dipenuhi oleh kation-kation yang diadsorbsi (ion bermuatan positif) yang menetralisir muatan negative dari liat. Tanah dengan kandungan liat yang tinggi cenderung mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menahan baik air maupun unsur-unsur hara yang tersedia (Foth, 1988).
Ketiga partikel tersebut dinyatakan dalam persen bersama-sama menyusun tanah dan disebut tekstur tanah. Tekstur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam meloloskan air.  Tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air. Hal ini membuat tanah tersebut memiliki derajat kerut yang besar. Sebaliknya, apabila kandungan organik pada tanah besar, maka derajat kerutnya akan mengecil. Sebab, nilai derajat kerut menunjukkan kemampuan tanah dalam mengembang dan mengerut yang diakibatkan oleh perubahan cuaca atau faktor alam yang lain.
Seperti yang dijelaskan oleh Hardjowigeno (2010), adapun faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kerut pada tanah adalah berat ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil.
Faktor –faktor yang mempengaruhi derajat kerut tanah adalah sebagai berikut :
1.             Kandungan Liat
Berat ringannya tanah akan menentukan besarnya derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, akan semakin besar derajat kerut tanah.
2.             Bahan Organik
Bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya maka derajat kerut tanah semakin kecil.
3.             Cahaya Matahari
Semakin banyak cahaya matahari yang mengenai tanah maka akan semakin cepet terjadinya pengkerutan tanah.
4.             Kandungan Air
Semakin tinggi kandungan airtanah  maka derajat kerut tanah semakin kecil

 Setelah melakukan pengamatan, didapatkan hasil bahwa tanah vertisol mempunya derajat kerut paling besar diantara semua jenis tanah yang digunakan untuk praktikum. Hal tersebut disababkan karena kandungan bahan liatnya sangat banyak. Hal tersebut membuat tanah menjadi berat. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan orgaik tana berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau dengan kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi dari pada  tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir. Jenis-jenis mineral liat juga menentuka besarnya KTK tanah (Hakim,et al,1986 ).
V.                KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Derajat kerut tanah merupakan nilai yang menunjukkan kemampuan tanah  dalam mengembang dan mengerut yang diakibatkan oleh perubahan cuaca atau faktor alam yang lain.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya derajat kerut tanah antara lain yaitu : kandungan liat tanah, kandungan bahan organik tanah, kandungan air tanah, dan penyinaran matahari.

B.     Saran

Pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan di cuaca yang cerah. Sebab, lamanya penyinaran dan intensitas cahaya matahari yang mengenai cawan dakhil dapat berubah sewaktu-waktu.Hal ini akan berpengaruh pada hasil pengamatan.









DAFTAR PUSTAKA

Aburizal,F,dkk. 2012. “Studi Perubahan Karateristik Fisik, Mekanik dan Dinamik             Terhadap Siklus Pembasahan pada Tanah Lereng dengan Kedalaman 5-20M di         Ngantang – Malang”. Jurnal Teknik Pomits. Volume 1, Nomor 1:1-6
Foth, Henry. 1988. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University        Press.
Hakim, et al. 1986. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Universitas Lampung.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : Akapress.
Soegiman, 1982, Ilmu Tanah, Bhratara Karya Aksara, Jakarta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan