Lapporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA V
Pengenalan Profil Tanah
Oleh :
Nama :
Rifa Azzahro
NIM :
A1L014184
Rombongan :
C.2
PJ Asisten : Yeni Fatimah
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah adalah lapisan terluar bumi yang memilki lapisan-lapisan
(horizon). Horizon tanah terdiri dari horizon O, A, B, dan C. Lapisan tanah ini
terbentuk karena proses yang terjadi dalam pembentukan tanah. Pada dasarnya
tanah terbentuk dari dari lapisan batuan yang paling besar (bahan induk)
menjadi partikel yang lebih kecil (pasir, debu dan liat). Selain itu kandungan
tanah yang ada dipengaruhi oleh bahan mineral dan penambahan bahan-bahan
organik yang berasal dari proses terbentuknya tanah. Kandungan tanah membuat
tanah ini memiliki ciri-ciri yang dapat diperhatikan secara lansung (morfologi)
seperti warna, bentuk dan batasan-batasan. Tanah lapisan atas warnanya lebih
gelap (hitam) dibanding tanah lapisan bawah yang berwarna terang (abu-abu atau
kebiruan).
Profil tanah
merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah.
Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara
cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah.
Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya
dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah.
Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci
di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah.
Perkembangan tanah dicirikan oleh terjadinya diferensiasi horizon
sebagai wakil proses pedogen baik fisik, kimia dan biologi yang oleh reaksi
dalam profil tanah terjadi penambahan bahan organik dan mineral berupa bahan
padatan, cair atau gas, menghilangnya bahan diatas tanah, alih tempat bahan
dari satu bagian ke bagian lain dalam tubuh tanah, alih rupa senyawa mineral
dan bahan organik di dalam tubuh tanah.
B. Tujuan
·
Mengetahui profil tanah dan menentukan lapisan-lapisan
tanah beserta kedalamannya.
·
Menentukan kejelasan batas horison tanah.
·
Menentukan bentuk topografi tiap horison tanah.
·
Mengetahui kandungan bahan organik dan senyawa Ca pada
tiap lapisan tanah.
·
Menentukan warna, tekstur, struktur, dan konsisten
masing-masing lapisan tanah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan
hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari
lapisan-lapisan atau horison-horison yang berkembang secaragenetik. Proses-proses
pembentukan tanah atau perkembangan horison dapatdilihat sebagai penambahan,
pengurangan, perubahan atau translokasi. Tanamandan hewan memperoleh lingkungan
pada semua jenis tanah, menjdai bagian dari bahan organik. Dalam semua jenis
tanah mineral-mineral menahan mineral-mineral sekunder dan campuran lainnya
dengan pembentukan serentak dandengan berbagai macvam daya larutnya yang padat
dipindahkan dari satu horisonmelewati dan memindahkan bahan-bahan yang dapat
larut. Kebanyakan jenistanah mendapat tambahan debu, abu vulkanik atau
sedimen-sedimen hasil kikisantanah-tanah di bagian yang lebih tinggi. (Foth,
1988).
Profil tanah merupakan penampang vertikal
tanah yang terdiri atas horizon-horizon atau lapisan-lapisan tanah, yang
dibedakan atas solum (horizon A dan B), bahan induk (horizon C) dan batuan
induk (R, singkatan dari rock). Pada tanah-tanah yang ditumbuhi vegetasi
lebat (misalnya hutan, padang rumput dan lain-lain) di atas horizon A
seringkali dijumpai horizon O. Solum tanah (horizon A dan B) adalah bagian
profil tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah (pedogenik) (Rayes,
2006).
Solum tanah merupakan bagian
dari profil tanah dengan jeluk tertentu yang berkembang akibat proses
pembentukan tanah yang dapat meliputi horizon A dan horizon B. Horizon A
merupakan horizon mineral di permukaan tanah dan horizon B adalah horizon yang
terbentuk di bawah horizon A. Kedalaman solum tanah sangat tergantung dari
keadaan lingkungan dimana tanah itu terbentuk dan sebagai akibat saling tindak
antara faktor dan proses pembentukan tanah yang bersangkutan (Rajjamudin,2009).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Pada pengenalan profil tanah alat-alat yang
digunakan yaitu bor tanah, abney level (clinometer) untuk mengukur kemiringan
tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, meteran, bilah bambu, belati,
dan alat tulis. Sedangkan untuk menentukan warna tanah menggunakan buku Munsell
Soil Color Chart. Agar memudahkan praktikan dalam mengamati profil tanah
dibutuhkan buku pedoman pengamatan di lapang dan daftar isian profil tanah.
Bahan yang digunakan untuk menguji kandungan
bahan organik dalam tanah yaitu larutan H2O2 3 %. Sedangkan larutan HCl 10 %
digunakan untuk mengetahui kandungan senyawa Ca dalam tanah. Pada pengamatan
warna, tekstur, struktur, dan konsistensi, dibutuhkan sedikit air untuk
membasahi tanah.
B. Prosedur Kerja
·
Mula-mula lokasi yang akan diamati profil tanahnya dibor
dengan kedalaman 1 m. Pembuatan lubang dilakukan di dua atau tiga titik yang
masing-masing berjarak 1m antar titiknya.
·
Kemudian lokasi tanah tersebut digali sehingga membentuk
profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m, dan kedalamn 1,5 m. Bidang
pengamatan profil tanah sebaiknya dilengkapi dengan tangga untuk mempermudah
praktikan turun.
·
Setelah praktikan turun, hal pertama yang dilakukan
adalah menentukan tebal horison beserta
batasnya. Perbedaan setiap horison dapat ditandai dengan adanya perbedaan warna
dan perbedaan tingkat kekerasan saat profil tanah ditusuk-tusuk menggunakan
belati dengan tekanan konstan.
·
Setiap horison diberi tanda menggunakan sebilah bambu.
Setelah mendapatkan batas-batas tersebut, setiap horison ditusuk-tusuk kembali
secara vertikal untuk mengetahui kejelasan batas horison.
·
Bentuk topografi setiap horison baru dapat diketahui
setelah profil tanah ditusuk-tusuk secara horisontal.
·
Masing-masing horison diambil contoh tanahnya untuk diamati
warna, tekstur, struktur, dan konsistensinya. Selain itu, masing-masing contoh
tanah diteliti juga kandungan bahan organik dan senyawa Ca-nya.
·
Faktor sekeliling tanah juga perlu diamati oleh
praktikan, salah satunya yaitu perakaran yang ada pada profil tanah.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Nomor Lapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Dalam lapisan (cm)
|
24
|
21
|
16
|
35
|
20
|
Simbol lapisan
|
O
|
A1
|
A2
|
B
|
C
|
Batas lapisan
|
d
|
g
|
c
|
c
|
g
|
Batas topografi
|
w
|
w
|
i
|
w
|
i
|
Warna tanah (matriks)
|
10 YR ¾
Dark Yellow
|
7,5 YR ¾
Dark Brown
|
7,5 YR ¾
Dark Brown
|
10 YR 4/6
Dark Yellow
|
10 YR3/6
Yellowish Brown
|
Tekstur tanah
|
Cl
|
Cl
|
cl
|
cl
|
cl
|
Struktur tanah
|
2, c
|
2, m
|
2, c
|
2, m
|
1, f
|
Konsistensi
|
B : ss, -
L : vf
K : s
|
B : ss, ps
L : f
K : sh
|
B : ss, p0
L : vf
K : s
|
B : ss, -
L : vf
K : s
|
B : ss, p0
L : vt
K : vh
|
pH tanah (lapang)
|
5
|
5
|
5,5
|
7
|
5
|
Reaksi terhadap HCl
|
+1
|
+1
|
+1
|
+1
|
-
|
Reaksi terhadap H2O2
|
+1
|
+1
|
+1
|
+1
|
-
|
Perakaran
|
Halus Banyak : 150 cm
Kasar Sedikit : 150 cm
|
B. Pembahasan
Profil tanah ialah penampang tegak/vertikal tanah di mulai dari
permukaan tanah sampai lapisan induk bawah tanah. Solum tanah adalah penampang tanah di mulai
dari horizon A hingga horizon B.
Terdapat horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan
genetis menyugestikanbahwa beberapa proses tertentu, umumnya terdapat dalam
perkembangan pembentukan profil tanah(Gobenhog.1994 ).
Kedalaman
solum tanah sangat tergantung dari keadaan lingkungan dimana tanah itu
terbentuk dan sebagai akibat saling tindak antara faktor dan proses pembentukan
tanah yang bersangkutan. Secara lebih rinci, proses tersebut meliputi (a)
gleisasi dan iluviasi, (b) pembentukan karatan besi dan mangan, (c) pembentukan
warna kelabu (grayzation), (d) pembentukan lapisan tapak bajak, (e) pembentukan
selaput (cutan), (f) penyebaran kembali basa-basa, dan (g) akumulasi dan
dekomposisi bahan organic (Rajjamudin, 2009).
Bahan
organik merupakan sebuah bahan utama pewarnaan tanah yang tergantung pada
keadaan alaminya, jumlah dan penyebaran dalam profil tanah tersebut. Dilapisan
bawah, dimana kandungan bahan organic umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang didapat. Didaerah
berdrainase buruk, yaitu daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah
berwarna abu-abu. Karena senyawa Fe terdapat dalam keadaan reduksi (Fe3+)
misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematif) yang berwarna merah,
atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna kuning
kecoklatan. Bila tanah kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka
disamping warna abu-abu ( daerah yang tereduksi) didapat pula bercak-bercak
karatan merah atau kuning yaitu ditempat-tempat dimana udara dapat masuk
sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Beberapa jenis mineral
seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang
(Hardjowigeno, 1992).
Hubungan
warna tanah dengan kandungan bahan organik didaerah tropika sering tidak searah
dengan didaerah beriklim sedang. Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang
mempunyai kandungan bahan organik lebih dari satu persen, sama dengan kandungan
bahan organik tanah hitam (mollisol) didaerah beriklim sedang.
Analisis kadar kapur tanah (Ca) secara kualitatif atau yang biasa dilakukan di lapangan yaitu meneteskan
contoh tanah dengan larutan HCl. Apabila tanah mengandung kapur maka akan terjadi reaksi atau pembuihan.
Semakin banyak kandungan kapur dalam tanah maka reaksi yang terjadi semakin
besar atau hebat (Hanafiah, 2005). Bahan organik
merupakan akumulasi seresah tumbuhan dan hewan yang telah mati dan telah
terombakkan oleh jasad hidup tanah. Penentuan jumlah bahan organik secara
kualtatif yaitu dengan mengamati banyaknya percikan atau buih yang timbul
setelah massa tanah ditetesi dengan H2O2.
Pada masing-masing lokasi profil yang sudah
ditentukan, kemudian dibuat profil tanah dengan ukuran 1×1,5 m dengan kedalaman
1,5 m, kecuali untuk profil yang dangkal adalah sampai batas batuan yang ada di
bawahnya, atau sampai batas air tanah untuk profil yang mempunyai air dangkal.
Pada masing-masing profil tanah tersebut dilakkan deskripsi profil. Parameter
morfologi tanah yang diamati, yaitu horizon (jenis, kedalaman, batas),
tekstur,struktur, konsistensi, warna, kutan lempung, konkresi/ motling,
perakaran, rekahan (cracking), dan bebatuan. (Wiyono,dkk, 2006).
Pengamatan yang dilakukan oleh praktikan pada
profil tanah yang diamati menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki lima lapis
horizon tanah yang meliputi horizon O, horizon A1, horizon A2, horizon B, dan
horizon C. Penusukan pada profil menggambarkan batas lapisan pada tiap horizon.
pH rata-rata dari masing-masing lapisan yaitu 5-7. Hal ini menunjukkan sifat
tanah yang masam. Selain karena banyaknya vegetasi yang ada di sekitar tanah,
keadaan asam juga disebabkan air hujan yang mengenai profil tanah.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
1. Profil tanah merupakan penggambaran lapisan
tanah secara langsung.
2. Horizon-horizon yang terbentuk dalam tanah
menggambarkan perkembangan tanah yang terjadi.
B.
Saran
Sebaiknya
praktikum dilakukan dihari yang cerah. Profil tanah yang akan diamati juga
sebaiknya tidak terkena hujan atau sinar matahari langsung. Hal tersebut dapat
membuat pengamatan menjadi kurang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Foth D. Henry. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hanafiah, Kemas Ali, 2009, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Rajawali pers,
Jakarta.
Hardjowigeno,
S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : Akapress.
Rajjamudin,
U. 2009. Kajian Tingkat perkembangan Tanah pada Lahan Persawahan di Desa Kaluku
Tinggu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.
Rayes, M. Luthfi.
2006. Deskripsi Profil Tanah di Lapangan. Malang : Unit Penerbitan
fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Komentar
Posting Komentar