Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA IV
Pengamatan Tanah Dengan Indra

Oleh :
Nama :
Rifa Azzahro
NIM :
A1L014184
Rombongan :
C.2
PJ Asisten : Yeni Fatimah
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Warna
tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan di lapang.
Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organic yang
tinggi akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek
atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa
besi berwarna merah.
Selain itu, untuk membedakan
antara tanah yang satu dengan yang lainnya, dapat diamati pula dari tekstur,
struktur dan konsistensi tanah. Hal ini sangat bermanfaat agar para praktikan dapat mudah mengenali berbagai
macam jenis tanah. Di Indonesia sendiri bentuk struktur tanah yang umum
dijumpai yaitu gumpal, tiang dan kersai. Manfaat dari pengenalan jenis tanah
ini bagi bidang pertanian yaitu sebagai landasan dalam pengambilan keputusan
untuk bercocok tanam.
Masing-masing tanah memiliki
ciri khasnya masing-masing. Sehingga tanaman yang dapat tumbuh di tanah
tersebut juga berbeda antar satu sama lain. Umumnya, tanaman akan tumbuh baik
di daerah yang tanahnya gembur, aerasi dan drainasenya baik, serta mengandung
banyak unsur hara. Namun, keadaan yang ekstrem dapat membuat tanaman mati atau
tidak tumbuh dengan maksimal.
B. Tujuan
·
Menentukan warna dasar beberapa jenis tanah dengan
menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.
·
Menetapkan tekstur beberapa jenis contoh tanah secara
kualitatif.
·
Mengamati struktur beberapa jenis contoh tanah yang
meliputi bentuk struktur, kelas struktur, dan derajat struktur.
·
Menetapkan konsistensi berbagai jenis contoh tanah dalam
keadaan basah, lembab, dan kering.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah sebagai salah satu unsur habitat perlu
diketahui kapasitas kemampuannya jika kita hendak melakukan pertanaman pada
tanah itu. untuk mengetahui kapasitas kemampuan itu perlu dilakukan
penelitian-penelitian denagn cara analisa (penguraian) terhadap tubuhnya.
Analisa itu bertujuan untuk
mengungkapkan :
a. Khuluk (nature) tanah.
b. Sifat-sifat (properties) tanah.
c. Tabiat atau perilaku (behaviour) tanah (Sutedjo,2004).
Warna
tanah ditentukan dengan membandingkan tanah-tanah dengan warna baku yang
terdapat dalam buku “Munsell Soil Color Chart”. Dalam warna buku ini warna
disusun oleh tiga variable yaitu : hue, value, chroma. Hue adalah warna
spectrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan
gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma
adalah menunjukan kemurnian atau kekuatan dari warna spectrum. Hue menunjukan
warna-warna utama tanah yaitu merah (red), kuning (yellow), hijau (G), da
coklat (B). Value dibedakan dari 0-8, dimana makin tinggi valuemenunjukkan
warna makin terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Chroma juga dibagi
dari 0-8 yang menunjukkan warna spectrum makin meningkat ( Subagyo, 1970).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatife dari fraksi pasir, debu
dan liat dalam satu bagian tanah. Tekstur tanah kaitannya penting dengan
pergerakan udara dan air dalam tanah dan proses pelapukan bahan organik
(Supriyadi, 2007).
Struktur
menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu,
dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregrat. Unit ini dipisahkan dari unit gabungan
atau karena kelemahan permukaannya. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil taing tanah, merupakan
satu ciri penting tanah, seperti warna, tekstur, dan komposisi kimia (Saifudin,
1986).
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat
erat dengan kandungan air dan menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni
kohesi dan adhesi yang bekerja dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda
(Hakim, et al, 1986).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Praktikum ini banyak menggunakan fungsi panca
indera untuk mengetahui warna, tekstur, struktur, dan konsistensi tanah. Selain
itu, praktikan juga membutuhkan buku Munsell Soil Color Chart untuk
mengklarifikasi warna tanah. Penggaris dibutuhkan untuk menentukan kelas
struktur contoh tanah.
Bahan dasar yang digunakan yaitu contoh tanah
dari berbagai jenis tanah. Contoh tanah yang digunakan sebaiknya masih dalam
bentuk agregat. Sebaiknya praktikan menyiapkan contoh agregat tanah dalam
jumlah cukup banyak.
B. Prosedur Kerja
1. Warna Tanah
·
Contoh tanah yang masih kering diberi air secukupnya agar
menjadi lembab.
·
Tanah yang sudah lembab itu dibentuk gumpalan dan
diletakkan di bawah lubang buku Munsell Soil Color Chart. Tanah dicocokkan
warnanya dengan warna yang ada pada buku. Pengamatan tidak boleh dilakukan di
bawah sinar matahari.
·
Setelah itu, dicatat nilai hue, value, dan chroma untuk
mengetahui notasi dan warna tanah.
2. Tekstur Tanah
·
Tanah dibentuk
menjadi bulat kira-kira sebesar kelereng.
·
Lalu, tanah dibasahi dengan air agar mudah ditekan.
·
Contoh tanah dipijit dan dipilin membentuk benang sambil
dirasakan kasar-halusnya.
·
Jika :
-
Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka
kemungkinan besar teksturnya liat.
-
Pilinan tanah mudah patah, maka kemungkinan tekstur
tanahnya lempung berliat.
-
Tidak membentuk benang, kemungkinan teksturnya lempung
berpasir. Jika terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu. Jika terasa
kasar, maka kemungkinan lempung berpasir.
3. Struktur Tanah
·
Tanah yang masih berbentuk agregat dijatuhkan dari
ketinggian tertentu sehingga bongkah tanah akan pecah alami.
·
Hasil pecahan diamati dan diklarifikasi bentuk
strukturnya
·
Pecahan tanah menjadi agregat mikro (ped) digunakan untuk
menentukan kelas struktur.
·
Ped yang diamati dijatuhkan kembali dari ketinggian
tertentu untuk mengetahui derajat struktur tanah.
4. Konsistensi Tanah
·
Contoh tanah yang akan diamati dibagi menjadi tiga
bagian.
·
Bagian pertama dibiarkan
tetap kering, bagian kedua ditetesi dengan sedikit air agar menjadi lembab, dan
bagian ketiga ditetesi dengan air hingga menjadi basah.
·
Masing- masing
bagian diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan jari telunjuk. Pada kondisi basah, poin yang diamati yaitu
tingkat kelekatan dan keliatan tanah. Kondisi lembab digunakan untuk menentukan
tingkat kegemburan tanah. Sedangkan kondisi kering untuk mengetahui tingkat
kelunakan/kekerasan tanah.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Warna dengan Tekstur
No
|
Jenis Tanah
|
Warna Tanah
|
Tekstur Tanah
|
|
Notasi Warna
|
Nama Warna
|
|||
1
|
Vetrisol
|
7,5 YR 3/4
|
Dark Brown
|
Lempung Berliat
|
2
|
Inseptisol
|
7,5 YR 5/4
|
Brown
|
Lempung Berpasir
|
3
|
Andisol
|
7,5 YR 3/4
|
Dark Brown
|
Lempung Berdebu
|
4
|
Entisol
|
10 YR 4/6
|
Dark Yellowish Brown
|
Lempung Berliat
|
5
|
Ultisol
|
10 YR 3/4
|
Very Dark Grey
|
Liat
|
2. Struktrur
No
|
Jenis Tanah
|
Struktur Tanah
|
||
Tipe
|
Kelas
|
Derajat
|
||
1
|
Inceptisol
|
Gumpal
|
Kasar
|
2
|
2
|
Entisol
|
Remah
|
Sangan Kasar
|
2
|
3
|
Andisol
|
Gumpal
|
Kasar
|
2
|
4
|
Ultisol
|
Gumpal
|
Sedang
|
3
|
5
|
Vertisol
|
Pejal
|
-
|
3
|
3. Konsistensi
No
|
Jenis Tanah
|
Konsistensi Basah
|
Konsistensi Lembab
|
Konsistensi Kering
|
|
Kelekatan
|
Keliatan
|
||||
1
|
Inseptisol
|
SS
|
Ps
|
Vf
|
h
|
2
|
Andisol
|
SS
|
P0
|
Vf
|
sh
|
3
|
Vertisol
|
S
|
P0
|
Vt
|
eh
|
4
|
Entisol
|
SS
|
Ps
|
Vf
|
S
|
5
|
Ultisol
|
SS
|
P0
|
Vt
|
eh
|
B. Pembahasan
Pengenalan sifat fisik tanah dapat dilakukan dengan indera manusia. Sifat
fisik tanah yang dapat dengan mudah diamati diantaranya :
1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat fisika
tanah yang mudah dikenali dan nyata. Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Warna tanah yang nyata, dapat digunakan sebagai suatu ukuran
langsung. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan
kandungan bahan organic. Makin tinggi kandungan bahan organic, warna tanah akan
semakin gelap (Foth, 1988).
Warna
tanah dipengaruhi oleh empat jenis bahan, yaitu senyawa-senyawa besi, senyawa
mangan dan magnesium, kuarsa dan feldspar, dan bahan organik. (Rajamudin, 2009). Bahan organik merupakan sebuah bahan utama pewarnaan tanah yang
tergantung pada keadaan alaminya, jumlah dan penyebaran dalam profil tanah
tersebut. Di lapisan bawah, dimana kandungan bahan organik
umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya
senyawa Fe yang didapat. Di daerah berdrainase buruk, yaitu daerah yang selalu tergenang air,
seluruh tanah berwarna abu-abu. Karena senyawa Fe terdapat dalam keadaan
reduksi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematif)
yang berwarna merah, atau Fe2O3.3H2O (limonit)
yang berwarna kuning kecoklatan. Bila tanah kadang-kadang basah dan kadang-kadang
kering, maka disamping warna abu-abu ( daerah yang tereduksi) didapat pula
bercak-bercak karatan merah atau kuning yaitu ditempat-tempat dimana udara
dapat masuk sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Beberapa jenis
mineral seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang
(Hardjowigeno, 2010).
Hubungan
warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika
sering tidak searah dengan didaerah beriklim sedang. Tanah-tanah merah di
Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari satu persen,
sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (mollisol) di daerah
beriklim sedang. Warna tanah ditentukan dengan membandingkan tanah-tanah dengan
warna baku yang terdapat dalam buku “Munsell Soil Color Chart”. Dalam buku ini warna disusun oleh tiga variable
yaitu : hue, value, chroma. Hue adalah warna spectrum yang dominan sesuai
dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai
dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma adalah menunjukan kemurnian
atau kekuatan dari warna spectrum. Hue menunjukan warna-warna utama tanah yaitu
merah (red), kuning (yellow), hijau (G), dan
coklat (B). Value dibedakan dari 0-8, dimana makin tinggi value menunjukkan
warna makin terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Chroma juga dibagi
dari 0-8 yang menunjukkan warna spectrum makin meningkat ( Subagyo, 1970).
2. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah
perbandingan relatife dari fraksi pasir, debu dan liat dalam satu bagian tanah.
Tekstur tanah kaitannya penting dengan pergerakan udara dan air dalam tanah dan
proses pelapukan bahan organik (Supriyadi, 2007). Tekstur
tanah biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah
satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut,
udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik
(specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility), dan
lain-lain (Hillel, 1982). Tekstur tanah dibedakan menjadi tiga kelas tekstur
utama yaitu tekstur pasir (sand), geluh(loam) dan lempung (clay) (Utomo, 1985
dalam Husodo, 2006). Tanah dikatakan bertekstur pasir bila kandungan pasirnya
lebih dari 70%. Tanah dikatakan bertekstur lempung bila kandungan lempungnya
lebih dari 35%. Tanah bertekstur geluh merupaka peralihan dari tanah pasir dan
lempung, sehingga mempunyai kemampuan menahan air dan unsur-unsur hara cukup
baik dan mudah diolah.
3. Struktur Tanah
Struktur
menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu,
dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregrat. Unit ini dipisahkan dari unit gabungan
atau karena kelemahan permukaannya. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah, merupakan satu
ciri penting tanah, seperti warna, tekstur, dan komposisi kimia (Saifudin,
1986). Struktur
tanah yang baik adalah struktur tanah yang dapat memper tahankan kemantapan agregat terhadap perubahan
kelembaban tanah yang mendadak dari curah hujan. Struktur tanah yang baik
adalah struktur tanah yang didalamnya terdapat penyebaran pori yang baik
yaitu terdapat ruang pori di dalam dan diantara agregat yang diisi air dan udara
dan sekaligus mantap keadaannya. Kegemburan tanah adalah satu dari
beberapa karakteristik penting tanah yang mengambarkan hasil olahan tanah (Wirosoedarmo,2005).
4. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan
air dan menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang
bekerja dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi tanah
tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid-koloid inorganik dan organik,
struktur dan terutama kandungan air tanah. Berkurangnya kandungan air tanah
mengakibatkan tanah kehilangan sifat lekatnya, plastisnya, gemburnya, dan
akhirnya jika kering menjadi keras dan kohern (Hakim, et al, 1986).
Istilah-istilah yang biasa digunakan untuk mengetahui kadar konsistensi
tanah pada kandungan air yang berbeda adalah :
a. Kelekatan, dengan ciri tanah dapat melekat
atau menempel pada benda-benda yang mengenainya.
b. Liat, menunjukkan sifat yang mempunyai
kemampuan dapat dengan mudah diubah-ubah bentuknya.
c. Konsistensi lembab, dicirikan dengan tanah
yang gembur.
d. Konsistensi kering, dicirikan dengan kerasnya tanah.
Pengungkapaan
khuluk, sifat dan tabiat atau perilaku tanah dapat dengan cara kuantitatif dan
kualitatif. Analisa kuantitatif membantu praktikan dalam menyampaikan watak
tanah tertentu dalam bentuk seperangkat angka. Aplikasi yang biasa digunakan
yaitu untuk menyajikan kadar lengas tanah dan lempung. Namun, beberapa
perwatakan tanah ada yang hanya dapat di ungkapkan secara kualitatif, misalnya
unit-unit struktur dan konsistensi. Pengamatan gejala-gejalanya menghasilkan
perwatakan kualitatif (Sutedjo, 2004).
Setelah melakukan pengamatan, ternyata sifat
fisik masing-masing tanah berbeda secara spesifik. Kebanyakan dari contoh tanah
bertekstur lempung berliat. Hal ini dikarenakan saat memilin tanah lembab hasil
pilinannya mudah patah. Hal ini selaras dengan uji konsistensi basahnya.
Sebagian besar tanah yang diamati bersifat agak lekat (sligtly sticky). Sifat
lekat tersebut dikarenakan adanya kandungan lempung dalam tanah.
V. KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Sifat fisik tanah yang dapat dengan mudah diamati
oleh indera yaitu warna, tekstur, struktur, dan konsistensi tanah.
2. Warna tanah dapat langsung terlihat. Semakin
banyak kandungan bahan organik dalam tanah, warna tanah semakin gelap.
3. Tekstur tanah dipengaruhi oleh persentase
fraksi-fraksi penyusun tanah yang meliputi pasir, debu, dan liat.
4. Struktur merupakan kombinasi dari ketiga
fraksi tanah yang kemudian membentuk agregat tanah.
5.
Kadar konsistensi tanah berhubungan erat dengan kandungan
air dalam tanah dan senyawa-senyawa kimia yang ada dalam tanah.
B. Saran
Praktikan terkadang menemui kesulitan dalam
menentukan derajat struktur tanah pada suatu contoh tanah. Maka dari itu, perlu
adanya demo dari asisten terkait ciri-ciri dalam menentukan derajat struktur
tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hakim, et al. 1986. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Universitas
Lampung.
Hardjowigeno,
S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : Akapress.
Husodo,
Badiono. 2008. Hubungan
Keanekaragaman Meso-Makrofauna Tanah dengan Sifat-sifat Fisika dan Kimia Tanah
pada Tiga Zona Taman Nasional Meru Betiri. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Jember. Jember.
Rajjamudin,
U. 2009. Kajian Tingkat perkembangan Tanah pada Lahan Persawahan di Desa Kaluku
Tinggu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.
Subagyo, 1970. Dasar-Dasar Ilmu Tanah II. PT.
Soeroengan : Jakarta.
Supriyadi,
Slamet. 2007.
Kesuburan Tanah di Lahan Kering Madura. Embriyo. Vol. 4.2:124-132.
Sutedjo,
Mul Mulyani. 2004. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. Jakarta :
Rineka Cipta
.
Komentar
Posting Komentar